Pembangunan Tanggul Teluk Jakarta Tahap 7: Solusi Pengendalian Banjir dan Penurunan Muka Tanah – Jakarta terus menghadapi tantangan besar terkait banjir dan penurunan muka tanah. Sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), Kementerian Pekerjaan Umum (PU) telah menyiapkan pembangunan tanggul di pesisir Teluk Jakarta Tahap 7. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi risiko banjir, mencegah abrasi, serta mengatasi dampak eksploitasi air tanah yang berlebihan. Artikel ini akan mengulas secara mendalam mengenai proyek ini, termasuk rencana pembangunan, dampak, dan manfaatnya bagi masyarakat.
Baca juga : Tarik Ulur Izin Tambang di Raja Ampat: Antara Kepentingan Ekonomi dan Kelestarian Alam
Latar Belakang Pembangunan Tanggul
Jakarta mengalami penurunan muka tanah (land subsidence) yang cukup incess slot signifikan akibat eksploitasi air tanah dan perubahan lingkungan. Hal ini menyebabkan banjir rob yang semakin sering terjadi di kawasan pesisir. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PU telah merancang pembangunan tanggul sebagai bagian dari sistem pengendalian banjir terpadu.
Rencana Pembangunan Tanggul Tahap 7
Pembangunan tanggul di pesisir Teluk Jakarta Tahap 7 akan dilakukan dalam dua paket utama:
1. Paket 1: Tanggul Kali Ancol dan Kali Dadap
- Panjang tanggul: 100 meter
- Sumber dana: Anggaran Pendapatan dan Belanja slot bonus 100 to 3x Negara (APBN)
- Pelaksanaan: Single Years Contract (SYC) pada tahun 2025
- Status: Dalam tahap persiapan lelang
2. Paket 2: Tanggul Kali Ancol, Muara Baru Barat, dan Cilincing
- Panjang tanggul: 850 meter
- Sumber dana: Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
- Pelaksanaan: Multi Years Contract (MYC) pada tahun 2026-2027
Selain pembangunan tanggul, proyek ini juga mencakup pembangunan satu unit sistem polder di Kali Dadap, yang akan berfungsi sebagai pengendali banjir terpadu dan terintegrasi dengan Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN).
Dampak dan Manfaat Pembangunan Tanggul
Pembangunan tanggul di pesisir Teluk Jakarta Tahap 7 memiliki berbagai dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan:
1. Mengurangi Risiko Banjir dan Abrasi
Tanggul ini akan berfungsi sebagai penghalang utama terhadap air laut yang masuk ke daratan, sehingga dapat mengurangi dampak banjir rob yang sering terjadi di wilayah pesisir Jakarta.
2. Mencegah Penurunan Muka Tanah
Eksploitasi air tanah yang berlebihan telah menyebabkan penurunan muka tanah di Jakarta. Dengan adanya tanggul dan sistem polder, diharapkan penggunaan air tanah dapat dikurangi, sehingga mencegah penurunan lebih lanjut.
3. Integrasi dengan Sistem Pengelolaan Air
Proyek ini juga terhubung dengan pembangunan Bendungan Karian dan Jatiluhur, serta Jakarta Sewerage Development System, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas air dan penyediaan air bersih bagi masyarakat.
Kesimpulan
Pembangunan tanggul di pesisir Teluk Jakarta Tahap 7 merupakan langkah strategis dalam mengatasi banjir, abrasi, dan penurunan muka tanah. Dengan pendekatan yang terintegrasi, proyek ini diharapkan dapat memberikan perlindungan jangka panjang bagi masyarakat pesisir Jakarta. Apakah proyek ini akan berhasil mengurangi dampak banjir dan meningkatkan kualitas lingkungan? Kita nantikan perkembangan selanjutnya.